Rabu, 14 Mei 2014

AGAMA INI TELAH SEMPURNA


Bismillahirrahmaanirrahiim, alhamdulillah, segala puji hanya ditujukan kepada Allah Ta’ala, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarganya, para sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir jaman.
            Sobat yang semoga selalu dirahmati oleh Allah, tentu saya yakin bahwa setiap muslim mempercayai bahwa agama Islam ini telah sempurna. Syariat ini telah disampaikan secara sempurna oleh nabi kita Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam tanpa ditambahkan atau dikurangi. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “...Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu...” (QS. Al-Maidah: 3).


            Alhamdulillah, salah satu ayat terakhir yang diturunkan kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam ini adalah bukti bahwa Beliau telah selesai mengemban amanah untuk me-nyampaikan risalahNya, tanpa dikurangi ataupun ditambahkan sedikitpun. Karena memang konsekuensi sesuatu yang telah sempurna, tidak bisa ditambahkan atau dikurangi sedikitpun. Maka pada hari itu, apa yang baru dalam agama ini, maka itu bukanlah bagian dari agama. Siapapun orangnya, mau ustadz, kiai, wali ataupun ulama pun tidak bisa menambah-nambah satu buah syariat pun ke dalam agama, sebagai konsekuensi bahwa agama ini telah sempurna.
            Tentu saja kesempurnaan Islam ini, semoga kita diistiqomahkan dalam dien ini hingga ajal menjemput, merupakan nikmat yang sangat besar. Dengan sempurnanya agama Islam ini, kita tidak perlu capek-capek membuat amalan baru, tata cara ibadah baru, atau bahkan perayaan-perayaan baru yang dinisbatkan kepada Islam. Karena Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718).
            Salah seorang ulama salaf bernama Ibnu Atthor rahimahullah, murid Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan mengenai hadits ini. “Para ulama menganggap perbuatan bid‟ah yang tidak pernah diajarkan dalam Islam yang direkayasa oleh orang yang tidak berilmu, di mana amalan tersebut adalah sesuatu yang tidak ada landasan (alias: tidak berdalil), maka sudah sepantasnya hal ini diingkari. Pelaku bid‟ah cukup disanggah dengan hadits yang shahih dan tegas ini karena perbuatan bid‟ah itu mencacati ibadah.” (Lihat Syarh Al Arba’in An Nawawiyah atau dikenal pula dengan Mukhtashor An Nawawi, hal. 72).
            Lihat saudaraku seiman yang kucintai karena Allah Ta’ala, hadits yang singkat namun memiliki makna yang sangat dalam, sampai-sampai Ibnu Atthor mengatakan cukup sanggah pendapat pelaku bid’ah ini dengan hadits di atas. Dalam dan tegas, yang mengandung kon-sekuensi jangan bermain-main dalam syariat, khususnya ibadah. Semua yang berhubungan dengan ibadah, tentu harus dilaksanakan apabila ada dalil yang menunjukkan akan hal itu. Ini sesuai dengan firman Allah: Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Ali Imran: 31).
                Ulama Syafi’iyah memiliki sebuah kaidah “Hukum asal ibadah adalah tawaqquf (diam sampai datang dalil)”. Perkataan ini dilontarkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (5: 43). Ibnu Hajar adalah di antara ulama besar Syafi‟i yang jadi rujukan. Tentu sesuai kaidah hukum asal ibadah ini sesuai dengan firman Allah surat Ali Imran ayat 31 di atas.

            Dengan begitu, maka sudah sepantasnya kita beribadah sesuai dengan apa yang telah disampaikan dan dicontohkan oleh Rasulullah, baik melalui Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Alhamdulillah agama ini telah sempurna, sehingga kita cukup beribadah dan menjalankan  syariat sesuai dengan apa yang Allah gariskan melalui RasulNya. Tentu kita tidak mau men-jadi hamba Allah yang kufur nikmat bukan? Allah telah menyempurnakan syariatNya, namun kita justru membuat-buat hal baru dalam agama ini hanya dengan perasaan bahwa ini akan membawa pada kebaikan. Subhanallah, Maha Suci Allah yang telah menyempurnakan agama yang mulia ini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar