Selasa, 22 Juli 2014

(RENUNGAN) MASUKNYA SEORANG HAMBA KEDALAM SYURGA SEMATA-MATA KARENA RAHMAT DAN KASIH SAYANG ALLAH


Al-Ustadz Dony Arif Wibowo dalam status facebooknya menulis :
Allah ta‟ala telah berfirman :

َكْلِتَ وُةَّنَجْ ال ًِتَّ ا ال َوهُمُتْثِورُ ا أ َمِ ب ْمُتْنُ ك َونُلَمْعَ ت

“Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan” [QS. Az-Zukhruf : 72].

Ibnu Katsiir rahimahullah saat mengomentari ayat ini berkata :
 الله رحمة لشمول سببا كانت الصالحة أعمالكم:  أي ،اكم ٌ دخل لا فإنه إ ٌ اً ملهع أحد ، الله من بفضل ولكن الجنة .الصالحات عمل بحسب تفاوتها الدرجات وإنما. ورحمته
“Yaitu : amal-amal shaalih kalian yang menjadi sebab kalian diliputi rahmat. Karena, tidak ada seorang pun yang masuk surga karena amalnya semata, akan tetapi (ia masuk surga) karena rahmat dan karunia Allah. Hanya saja perbedaan derajat dapat diperoleh berdasarkan amal- amal shaalihnya” [Tafsir Ibni Katsiir, 7/239-240]

Sebuah kisah yang bisa menyadarkan kita, agar tidak terpedaya dengan amal yang banyak.

Dari Jabir ibn Abdillah -radhiallahu „anhu- berkata, “Rasulullah -Shallallahu „alaihi wa sallam- keluar menuju kami, lalu bersabda, „Baru saja Malaikat Jibril keluar dariku kemudian berkata : „Wahai Muhammad, Demi Dzat yang mengutusku dengan kebenaran. Sesungguhnya Allah memiliki seorang hamba yang melakukan ibadah kepadaNya selama 500 tahun, ia hidup di puncak gunung. Lebarnya 30 hasta dan panjangnya 30 hasta juga. Sedangkan jarak lautan tersebut dari masing-masing arah mata angin sepanjang 4000 farsakh. Allah mengeluarkan mata air di puncak gunung itu hanya seukuran jari, airnya sangat segar mengalir sedikit demi sedikit, hingga menggenang di bawah kaki gunung.

Dan pohon delima Allah tumbuhkan baginya yang setiap hari tumbuh buahnya. Jika sore hari, hamba tersebut turun ke bawah mengambil air wudhu‟ kemudian mengambil buah delima tersebut untuk ia makan. Kemudian iapun berdiri untuk mengerjakan shalat dan berdoa kepada Rabbnya -'Azza wa Jalla- agar ketika waktu ajal tiba agar ia diwafatkan dalam keadaan bersujud, dan mohon agar jangan sampai jasadnya rusak dimakan tanah atau lainnya sehingga ia dibangkitkan dalam keadaan bersujud. Demikianlah kami dapati, jika kami lewat dihadapannya ketika kami menuruni dan mendaki gunung tersebut.

Kami mendapatinya berada diatas ilmu dibangkitkan pada hari kiamat dan dihadapkan di depan Allah -'Azza wa Jalla-, lalu Allah berfirman : „Masukkanlah hambaKu ini ke dalam Surga karena rahmatKu.‟ Hamba itu membantah : „tidak, bahkan dengan amal-amal ku.‟ Allah Ta‟ala berfirman, „Masukkanlah hambaKu ini ke dalam Surga karena rahmatKu.‟ Hamba tersebut membantah lagi, „tidak, masukkan aku ke surga karena amalku.‟ Allah Ta‟ala berfirman, „Masukkanlah hambaKu ini ke dalam Surga karena rahmatKu.‟ Hamba tersebut membantah lagi, „tidak, masukkan aku ke surga karena amalku.‟

Kemudian Allah Ta‟ala berfirman kepada para malaikat, „Timbanglah perkara hambaKu ini antara nikmat yang Aku berikan padanya dan amal-amal-Nya (manakah yang lebih berat).‟ Maka ia dapati bahwa kenikmatan penglihatan yang dimilikinya lebih berat dibanding dengan ibadahnya selama 500 tahun, belum lagi kenikmatan anggota tubuh yang lain.  Allah Ta‟ala berfirman, „Sekarang masukkanlah hambaKu ini ke Neraka!‟

Kemudian Hamba tersebut meminta kepada Rabbnya, „Wahai Rabbku, masukkanlah aku kedalam syurga-Mu dengan rahmat-Mu.‟

Allah Ta‟ala berfirman, „Kembalikanlah ia.‟

Kemudian ia dihadapkan lagi di depan Allah Ta‟ala, Allah Ta‟ala bertanya kepadanya, „Wahai hambaKu, Siapakah yang menciptakanmu ketika kamu belum menjadi apa-apa?‟ Hamba tersebut menjawab, „Engkau, wahai Tuhanku.‟

Allah bertanya lagi, „Yang demikian itu karena keinginanmu sendiri atau berkat rahmatKu?‟ Dia menjawab, „Semata-mata karena rahmatMu.‟

Allah bertanya, „Siapakah yang memberi kekuatan kepadamu sehingga kamu mampu mengerjakan ibadah selama 500 tahun?‟

Dia menjawab, „Engkau Ya Rabbi.‟ Allah bertanya, „Siapakah yang menempatkanmu berada di gunung dikelilingi ombak laut, kemudian mengalirkan untukmu air segar di tengah-tengah laut yang airnya asin, lalu setiap malam memberimu buah delima yang seharusnya berbuah hanya satu tahun sekali? Kemudian
kamu mohon kepadaKu agar Aku mencabut nyawamu ketika kamu bersujud, dan aku telah memenuhi permintaanmu!?‟

Hamba itu menjawab, „Engkau ya Rabbi.‟ Allah Ta‟ala berfirman, „Itu semua berkat rahmatKu. Dan hanya dengan rahmatKu pula Aku memasukkanmu ke dalam Surga. Sekarang masukkanlah hambaKu ini ke dalam Surga dengan rahmat-Ku! HambaKu yang paling banyak memperoleh kenikmatan adalah kamu wahai hambaKu.‟ Kemudian Allah Ta‟ala memasukkanya ke dalam Surga.”

Jibril „Alaihis Salam melanjutkan, “Wahai Muhammad, sesungguhnya segala sesuatu itu terjadi hanya berkat Rahmat Allah Ta‟ala.”

PELAJARAN:
Memang kita masuk surga karena rahmat Allah, namun tentu kita harus terus giat beramal agar kita bisa mendapatkan rahmatNya yang sangat agung, yaitu surga. Dan selalu berdoa memohon agar bisa terus beramal shalih, karena dengan rahmatNya kita bisa beramal shalih

ALLAHUMMA A’INNI ‘ALA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBADATIK [Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu].” (HR. Abu Daud dan Ahmad, shahih)

http://library.islamweb.net/hadith/display_hbook.php?hflag=1&bk_no=1498&pid=891763 — with Muhammad FurQanand 14 others.

http://rumaysho.com/faedah-ilmu/dzikir-dan-syukur-yang-sebenarnya-2-627